jam

Minggu, 26 Mei 2013

Sudirman Cup 2013
Hegemoni Ke-9 China, Indonesia Peringkat 5
By admin
Senin, 27-Mei-2013, 08:21:47 227 klik Send this story to a friend Printable Version



Berhasil menjejakkan langkah di partai final untuk yang kesepuluh kalinya, China mampu untuk tidak mengulangi kesalahan yang mereka buat di tahun 2003 saat takluk 1-3 atas Korea Selatan. Meskipun tidak melaui pertandingan yang mudah, tim asuhan Li Yongbo tersebut akhirnya sukses mengatasi sang negeri ginseng tanpa harus kehilangan poin seperti pada dua laga sebelumnya.



Bulutangkis.com - Berhasil menjejakkan langkah di partai final untuk yang kesepuluh kalinya, China mampu untuk tidak mengulangi kesalahan yang mereka buat di tahun 2003 saat takluk 1-3 atas Korea Selatan. Meskipun tidak melaui pertandingan yang mudah, tim asuhan Li Yongbo tersebut akhirnya sukses mengatasi sang negeri ginseng tanpa harus kehilangan poin seperti pada dua laga sebelumnya.

Apabila di dua laga sebelumnya, China harus kehilangan 2 poin dari Indonesia dan 1 angka dari Denmark, kali ini sang negeri tirai bambu mampu tampil dengan komposisi terbaik di masing-masing sektor sehingga tak harus kecurian 1 angka pun. Duo Xu Chen/Ma Jin yang sempat tampil berhati-hati saat menghadapi pasangan Indonesia, Tontowi/Liliyana, kali ini mampu lebih lepas dan langsung menekan sejak awal gim pertama. Namun sang penantang, Ko Sung Hyun/Kim Ha Na tidak memberikan banyak kesempatan bagi Xu/Ma dan terus berusaha memainkan dengan drive-drive pendek dan sergapan cepat di depan net. Pertahanan yang imbang antara keduanya membuat kedudukan setara di angka 11-11.

Kesolidan Ma Jin di area depan dan memancing pengembalian bola Ko/Kim serta serangan Xu Chen melalui smash-smash keras dan penempatan tak terduga membuat ganda China meraih momentum untuk menutup set pertama, 15-11. Dua pengembalian Xu yang melebar dan tidak sempurna sempat menambah koleksi angka yang dikumpulkan Ko/Kim. Namun lima poin beruntun yang diraih Xu/Ma dari sergapan Xu di depan net, bola tanggung yang gagal diselesaikan Kim dan membentur net, dua pegembalian Kim yang terlalu melebar serta bola serobotan Ma Jin di depan net menamatkan gim pertama untuk ganda China, 21-13.

Xu/Ma kian berada di atas angin dan tak tersentuh dalam perolehan poin di gim kedua. Meskipun pertahanan Ko/Kim beberapa kali sulit ditembus, Xu/Ma yang tidak hanya unggul dari sisi serangan dan bloking bola di depan net, penempatan tak terduga tandem China di sudut depan net ataupun area baseline membuat Ko/Kim tidak mampu melampaui perolehan angka Korea. Beberapa pengembalian Xu/Ma yang tidak sempurna berimbang dengan Kim Ha Na yang juga sedikit ceroboh dan terburu-buru saat mengembalikan bola.

Paska memimpin 11-6, China terus meningkatkan tempo serangan meskipun beberap kali mampu diantisipasi oleh Ko/Kim. Bahkan di beberapa pengembalian pasangan Korea Selatan mampu membalikkan keadaan dari terserang menjadi ganti menyerang. Xu/Ma yang tidak hanya unggul di area depan namun juga penempatan tak terduga khususnya di area baseline terus memipin hingga 18-12. Ko/Kim sempat menambah tiga angka dari pengembalian Xu Chen yang melebar dari area pertandingan namun kesalahan yang dilakukan Kim, smash keras Xu Chen dan tekanan beruntun Xu/Ma yang ditutup dengan serobotan Ma Jin di depan net memastikan angka pertama untuk tim China, 21-15.

“Bukan masalah karena saya bertanding dua kali hari ini. Kami hanya tidak mampu tampil lebih bak hari ini. Di sisi lain kami juga sedikit terbebani untuk memberikan poin pertama bagi Korea,” ungkap Ko usai kekalahannya yang kemudian diamini oleh Kim Ha Na mengakui beberapa kesalahan sendiri yang dilakukannya saat menyeberangkan bola.

“Pasangan China bermain agresif sepanjang pertandingan dan pola permainan menyerang mereka berpengaruh signifikan dan menjadi keuntungan mereka,” lanjut Ko Sung Hyun.

“Secara keseluruhan kami senang dengan performa kami di turnamen ini namun sebagai pasangan baru kami masih perlu bermain lebih banyak di turnamen lainnya,” pungkasnya kemudian.

Chen LongChen Long menambah angka kedua bagi tim China usai menundukkan Lee Dong Keun di sektor tunggal. Permainan reli yang diperagakan oleh kedua pemain serta pertahanan yang baik memaksa kedunya tampil taktis saat berusaha menyerang dengan lebih dulu merusak pola permainan lawan. Chen Long sempat unggul 11-3 di awal gim pertama saat Lee gagal mengimbangi pola permainan cepat Chen dan beberapa kali tidak siap mengembalikan bola tak sempurna, gagal melewati net dan melebar keluar.

Lee berhasil bermain sabar dan meladeni permainan reli Chen Long paska jeda interval. Pada saat yang tepat Lee melakukan serangan balik smash dan permainan net yang beberapa kali mampu membuat Chen Long kerepotan. Cara ini ternyata cukup efektif meredam permainan Chen dan tunggal pertama China tersebut beberapa kali malakukan kesalahan sendiri terutama di depan net. Lee sempat memperkecil selisih angka 12-16 hingga 14-18. Namun peringkat 2 dunia tersebut berusaha untuk mempercepat tempo serangan dan variasi bola dengan penempatan ke area baseline. Beberapa kali pengembalian Lee menjadi tanggung dan dengan mudah diatasi oleh Chen.

Saat kedudukan 15-20, Lee kembali menunjukkan agresivitasnya dengan serangan beruntun namun Chen senantiasa mampu mengembalikan bole Lee hingga tegopoh-gopoh. Bahkan disaat nyaris terjatuh mengembalikan bola, Chen berhasil mengubah posisi tertekan menjadi keuntungan dengan balik menempatkan bola ke area belakang sekaligus menutup gim pertama, 21-15.

Lee sempat memimpin di awal set kedua 3-0 dengan bermain agresif. Namun Chen kembali memegang ritme permainan saat Chen banyak melakukan kesalahan sendiri termasuk dalam hal servis. Kondisi ini menguntungkan Chen Long hingga jeda interval 11-6. Peningkatan tempo dan serangan yang dilakukan Chen kian mempersulit Lee di paruh akhir gim kedua. Pengembalian yang tidak sempurna dan banyak kesalahan sendiri membuat Chen terus unggul hingga 16-8. Beberapa kali smash Chen yang diarahkan ke badan Lee juga mempersulit pemain Korea tersebut. Tertinggal jauh 9-20, Lee akhirnya menyerah 10-21.

“Pertandingan ini sangat bagus untuk karir saya karena turnamen ini merupakan event dunia pertama yang saya ikuti dan saya senang dengan performa saya di turnamen ini,” ungkap Lee.

Sementara itu Chen mengakui bahwa Jorgensen merupakan pemain terkuat yang dia hadapi selama turnamen ini. “Bukan hanya saya yang jadi kunci di turnamen ini. Saya hanya membantu tim memenangkan pertandingan dan meraih angka. Setiap pertandingan yang saya lalui sangat ketat dan rekan-rekan saya mendukung penuh selama berlangsungnya turnamen ini. Pertandingan tersulit saya adalah saat menghadapi Denmark,” papar Chen.

Tim China akhirnya memastikan diri sebagai juara yang kesembilan kalinya di turnamen ini setelah pada laga ketiga kampiun All England Open SS Premier 2013, Liu Xiaolong/Qiu Zihan kembali sukses menundukkan duo peringkat 2 dunia, Ko Sung Hyun/Lee Yong Dae seperti pada pertemuan terakhir mereka di turnamen India Open SS 2013. Pertandingan kedua pasangan tetap berlangsung ketat hingga akhir gim kedua. Meskipun peluang untuk melakukan serangan lebih banyak dilakukan Liu/Qiu namun Ko/Lee mampu menunjukkan kualitas pertahanannya dan balik menyerang dengan bola-bola cepat di depan net.

Serangan yang berimbang juga membuat pertandingan berlangsung seru dan tak tertebak akhirnya. Liu/Qiu lebih dulu unggul 7-3 dari smash-smash keras dan penempatan Liu/Qiu di depan net. Namun Ko/Lee mampu memperkecil selisih angka 8-9 dari bola tanggung Liu dan pengembalian tak sempurna di depan net. China kembali memimpin 17-11 dari kesalahan sendiri dan bola tanggung pasangan Korea, serta penempatan tak terduga Qiu di area kosong. Miskomunikasi antara pemain China saat pengembalian Korea berada di tengah keduanya, sergapan beruntun Ko/Lee serta kesalahan beruntun Liu di depan net membuat sang negeri ginseng kembali memperkecil selisih poin 19-20. Reli-reli yang berlangsung cepat antara keduanya di depan net yang ditutup oleh pengembalian Ko Sung Hyun tak melewati lapangan lawan menguntungkan Liu/Qiu, 21-19.

Liu/Qiu kembali unggul 7-2 di awal set kedua ketika pengembalian Lee/Ko beberapa kali tak sempurna, gagal melewati net atau terlalu jauh ke belekang. Meskipun Ko/Lee sempat memperkecil selisih angka 11-12 saat mampu tampil menekan dan berbalik menyulitkan pasangan China, Liu/Qiu kembali memegang kontrol permainan dan unggul 18-14 dari pertahanan yang sempurna, permainan di depan net dan pengembalian yang cepat di sudut tak terjangkau. Dua angka yang dikoleksi Lee dari penempatan Lee di area baseline serta miskomunikasi pasangan China saat bola serobotan Ko diarahkan ke tengah keduanya sempat memperkecil selisih poin tandem Korea. Namun sergapan Liu di depan net serta smash Ko yang terlalu ke belakang mengantarkan Liu/Qiu pada match point 20-16. Pengembalian Liu yang melebar setelah beradu drive di depan net menambah perolehan angka Ko/Lee namun pengembalian ragu-ragu Ko Sung Hyun saat mengembalikan penempatan bola pasangan China di area belakang setelah beradu cepat di depan net memastikan kemenangan Liu/Qiu, 21-17.

“Saya tidak mengira tim kami bisa sampai sejauh ini. Tapi para pemain mampu menunjukkan komitmen besar dan membantu Korea untuk meraih semuanya. Pasangan muda China ini meningkat drastis di tahun ini. Pasangan kami juga kalah di India Open yang lalu,” papar kepala pelatih Korea Selatan, Lee Deuk Choon.

“Secara keseluruhan kami harus lebih baik lagi. Kami memang bagus di sektor ganda namun bermasalah di tunggal putra. China adalah tim terbaik. Kami harus banyak mengejar ketertinggalan kami,” lanjut Lee kemudian.

Sementara itu kepala pelatih China mengakui kemenangan kesembilan kalinya atau 5 kali secara beruntun merupakan kontribusi para pemain dan pelatih. “Tidak mudah bisa menang 5 kali secara beruntun, tapi semua peran ada di tangan pemain dan pelatih yang berkorban banyak untuk turnamen ini. Tentu saja kami bangga bisa menang lagi. Kami juga senang melihat banyak negera seperti Thailand dan Taiwan sudah berkembang lebih baik dan berharap negara lain segera mengikutinya dan mampu menantang kami di masa yang akan datang. Akan sangat baik bagi bulutangkis memiliki lebih banyak negara yang bersaing memperebutkan yang terbaik di bulu tangkis,” ujar Li Yongbo.

“Saya pikir ganda campuran Korea terlalu percaya diri dalam pertandingan tadi karena mereka belum pernah dikalahkan pasangan China sebelumnya. Sedangkan Chen Long sempat tidak tidur tadi malam karena khawatir pertandingan hari ini,” lanjutnya.

“Saya tidak sependapat dengan orang yang mengatakan kami menang mudah di turnamen ini. Kami harus berjuang di setiap pertandingan untuk memenangkan piala ini. Meskipun saya tidak mengira hari ini akan menang mudah 3-0, anda harus ingat kami hanya menang 3-2 dari Indonesia dan 3-1 dari Denmark sebelumnya. Selain tunggal putra, saya berharap Korea mampu menyajikan perlawanan terbaik di turnamen lainnya dan ganda putra tampil di luar ekspektasi saya.”

“Kami berkorban banyak untuk mencapai tingkat ini. Kami layak untuk medapatkan setiap medali dan gelar yang kami raih. Saya berharap negara lainnya dapat berusaha lebih keras untuk menghentikan kami tapi kami tidak akan menyerahkan gelar ini dengan mudah,” sahut Li tentang dominasi China di bulutangkis.

“Pemain yang sudah lebih senior tahu bahwa suatu saat mereka harus pensiun, sama seperti yang saya lakukan saat masih berada di tim China. Hal ini normal. Hal terpenting adalah meninggalkan jejak warisan abadi di dunia bulutangkis dan contoh terbaik untuk saat ini adalah apa yang Lin Dan dan Cai/Fu lakukan selama 10 tahun terakhir,” lanjut Li kemudian.

Saat ditanya apakah Li mau membantu agar bulutangkis menjadi lebih kompetitif di negara lain, dia menjawab sembari tersenyum, “Saya selalu senang membantu. Tapi saya hanya akan menjadi kepala pelatih China. Saya tidak bekerja untuk BWF. Mereka memiliki banyak orang kompeten di dalam timnya, mereka tidak akan mau mendengarkan saya,” pungkasnya kemudian .(Fey)

Klasemen Akhir, Indonesia Peringkat 5

Meskipun berdasarkan aturan terbaru Sudirman Cup terbaru yang mulai berlaku pada tahun 2011 yaitu tidak adanya degradasi dan promosi, serta peringkat kolektif sebagai semifinalis (3 bersama), perempatfinalis (5 bersama) dan perdelapanfinalis (9 bersama) namun jika dihitung secara rinci berdasarkan babak terakhir yang diikuti oleh masing-masing negara, partai yang dimenangkan serta selisih set dan atau poin menang kalah maka peringkat 30 negara dapat diurutkan sebagai berikut :

1. CHINA
2. KOREA
3. THAILAND (1 poin dari KOR di SF namun selisih poin dalam set lebih banyak dari DEN)
4. DENMARK (1 poin dari CHN di SF namun selisih poin dalam set lebih sedikit dari THA)
5. INDONESIA (2 poin dari CHN di QF)
6. JEPANG (1 poin dari THA di QF)
7. JERMAN (selisih set lebih banyak dari TPE saat versus KOR di QF)
8. TAIWAN (selisih set lebih sedikit dari GER saat versus DEN di QF)
9. MALAYSIA (4 poin di babak penyisihan grup)
10. HONG KONG (3 poin di babak penyisihan grup)
11. SINGAPORE (1 poin di babak penyisihan grup namun selisih set lebih banyak dari IND)
12. INDIA (1 poin di babak penyisihan grup namun selisih set lebih sedikit dari SIN)
13. SKOTLANDIA
14. BELANDA
15. RUSIA
16. PERANCIS
17. SWEDIA
18. KANADA
19. AMERIKA SERIKAT
20. AUSTRIA
21. VIETNAM
22. UKRAINA
23. FILIPINA
24. AUSTRALIA
25. SELANDIA BARU
26. SWISS
27. SRI LANGKA
28. LITHUANIA
29. TURKI
30. KAZAKHSTAN