Bulutangkis.com -
Berhasil menjejakkan langkah di partai final untuk yang kesepuluh
kalinya, China mampu untuk tidak mengulangi kesalahan yang mereka buat
di tahun 2003 saat takluk 1-3 atas Korea Selatan. Meskipun tidak melaui
pertandingan yang mudah, tim asuhan Li Yongbo tersebut akhirnya sukses
mengatasi sang negeri ginseng tanpa harus kehilangan poin seperti pada
dua laga sebelumnya.
Apabila di dua laga sebelumnya, China harus kehilangan 2 poin dari
Indonesia dan 1 angka dari Denmark, kali ini sang negeri tirai bambu
mampu tampil dengan komposisi terbaik di masing-masing sektor sehingga
tak harus kecurian 1 angka pun. Duo Xu Chen/Ma Jin yang sempat tampil
berhati-hati saat menghadapi pasangan Indonesia, Tontowi/Liliyana, kali
ini mampu lebih lepas dan langsung menekan sejak awal gim pertama. Namun
sang penantang, Ko Sung Hyun/Kim Ha Na tidak memberikan banyak
kesempatan bagi Xu/Ma dan terus berusaha memainkan dengan drive-drive
pendek dan sergapan cepat di depan net. Pertahanan yang imbang antara
keduanya membuat kedudukan setara di angka 11-11.
Kesolidan Ma Jin di area depan dan memancing pengembalian bola
Ko/Kim serta serangan Xu Chen melalui smash-smash keras dan penempatan
tak terduga membuat ganda China meraih momentum untuk menutup set
pertama, 15-11. Dua pengembalian Xu yang melebar dan tidak sempurna
sempat menambah koleksi angka yang dikumpulkan Ko/Kim. Namun lima poin
beruntun yang diraih Xu/Ma dari sergapan Xu di depan net, bola tanggung
yang gagal diselesaikan Kim dan membentur net, dua pegembalian Kim yang
terlalu melebar serta bola serobotan Ma Jin di depan net menamatkan gim
pertama untuk ganda China, 21-13.
Xu/Ma kian berada di atas angin dan tak tersentuh dalam perolehan
poin di gim kedua. Meskipun pertahanan Ko/Kim beberapa kali sulit
ditembus, Xu/Ma yang tidak hanya unggul dari sisi serangan dan bloking
bola di depan net, penempatan tak terduga tandem China di sudut depan
net ataupun area baseline membuat Ko/Kim tidak mampu melampaui perolehan
angka Korea. Beberapa pengembalian Xu/Ma yang tidak sempurna berimbang
dengan Kim Ha Na yang juga sedikit ceroboh dan terburu-buru saat
mengembalikan bola.
Paska memimpin 11-6, China terus meningkatkan tempo serangan
meskipun beberap kali mampu diantisipasi oleh Ko/Kim. Bahkan di beberapa
pengembalian pasangan Korea Selatan mampu membalikkan keadaan dari
terserang menjadi ganti menyerang. Xu/Ma yang tidak hanya unggul di area
depan namun juga penempatan tak terduga khususnya di area baseline
terus memipin hingga 18-12. Ko/Kim sempat menambah tiga angka dari
pengembalian Xu Chen yang melebar dari area pertandingan namun kesalahan
yang dilakukan Kim, smash keras Xu Chen dan tekanan beruntun Xu/Ma yang
ditutup dengan serobotan Ma Jin di depan net memastikan angka pertama
untuk tim China, 21-15.
“Bukan masalah karena saya bertanding dua kali hari ini. Kami hanya
tidak mampu tampil lebih bak hari ini. Di sisi lain kami juga sedikit
terbebani untuk memberikan poin pertama bagi Korea,” ungkap Ko usai
kekalahannya yang kemudian diamini oleh Kim Ha Na mengakui beberapa
kesalahan sendiri yang dilakukannya saat menyeberangkan bola.
“Pasangan China bermain agresif sepanjang pertandingan dan pola
permainan menyerang mereka berpengaruh signifikan dan menjadi keuntungan
mereka,” lanjut Ko Sung Hyun.
“Secara keseluruhan kami senang dengan performa kami di turnamen ini
namun sebagai pasangan baru kami masih perlu bermain lebih banyak di
turnamen lainnya,” pungkasnya kemudian.
Chen LongChen Long menambah angka kedua bagi tim China usai
menundukkan Lee Dong Keun di sektor tunggal. Permainan reli yang
diperagakan oleh kedua pemain serta pertahanan yang baik memaksa kedunya
tampil taktis saat berusaha menyerang dengan lebih dulu merusak pola
permainan lawan. Chen Long sempat unggul 11-3 di awal gim pertama saat
Lee gagal mengimbangi pola permainan cepat Chen dan beberapa kali tidak
siap mengembalikan bola tak sempurna, gagal melewati net dan melebar
keluar.
Lee berhasil bermain sabar dan meladeni permainan reli Chen Long
paska jeda interval. Pada saat yang tepat Lee melakukan serangan balik
smash dan permainan net yang beberapa kali mampu membuat Chen Long
kerepotan. Cara ini ternyata cukup efektif meredam permainan Chen dan
tunggal pertama China tersebut beberapa kali malakukan kesalahan sendiri
terutama di depan net. Lee sempat memperkecil selisih angka 12-16
hingga 14-18. Namun peringkat 2 dunia tersebut berusaha untuk
mempercepat tempo serangan dan variasi bola dengan penempatan ke area
baseline. Beberapa kali pengembalian Lee menjadi tanggung dan dengan
mudah diatasi oleh Chen.
Saat kedudukan 15-20, Lee kembali menunjukkan agresivitasnya dengan
serangan beruntun namun Chen senantiasa mampu mengembalikan bole Lee
hingga tegopoh-gopoh. Bahkan disaat nyaris terjatuh mengembalikan bola,
Chen berhasil mengubah posisi tertekan menjadi keuntungan dengan balik
menempatkan bola ke area belakang sekaligus menutup gim pertama, 21-15.
Lee sempat memimpin di awal set kedua 3-0 dengan bermain agresif.
Namun Chen kembali memegang ritme permainan saat Chen banyak melakukan
kesalahan sendiri termasuk dalam hal servis. Kondisi ini menguntungkan
Chen Long hingga jeda interval 11-6. Peningkatan tempo dan serangan yang
dilakukan Chen kian mempersulit Lee di paruh akhir gim kedua.
Pengembalian yang tidak sempurna dan banyak kesalahan sendiri membuat
Chen terus unggul hingga 16-8. Beberapa kali smash Chen yang diarahkan
ke badan Lee juga mempersulit pemain Korea tersebut. Tertinggal jauh
9-20, Lee akhirnya menyerah 10-21.
“Pertandingan ini sangat bagus untuk karir saya karena turnamen ini
merupakan event dunia pertama yang saya ikuti dan saya senang dengan
performa saya di turnamen ini,” ungkap Lee.
Sementara itu Chen mengakui bahwa Jorgensen merupakan pemain terkuat
yang dia hadapi selama turnamen ini. “Bukan hanya saya yang jadi kunci
di turnamen ini. Saya hanya membantu tim memenangkan pertandingan dan
meraih angka. Setiap pertandingan yang saya lalui sangat ketat dan
rekan-rekan saya mendukung penuh selama berlangsungnya turnamen ini.
Pertandingan tersulit saya adalah saat menghadapi Denmark,” papar Chen.
Tim China akhirnya memastikan diri sebagai juara yang kesembilan
kalinya di turnamen ini setelah pada laga ketiga kampiun All England
Open SS Premier 2013, Liu Xiaolong/Qiu Zihan kembali sukses menundukkan
duo peringkat 2 dunia, Ko Sung Hyun/Lee Yong Dae seperti pada pertemuan
terakhir mereka di turnamen India Open SS 2013. Pertandingan kedua
pasangan tetap berlangsung ketat hingga akhir gim kedua. Meskipun
peluang untuk melakukan serangan lebih banyak dilakukan Liu/Qiu namun
Ko/Lee mampu menunjukkan kualitas pertahanannya dan balik menyerang
dengan bola-bola cepat di depan net.
Serangan yang berimbang juga membuat pertandingan berlangsung seru
dan tak tertebak akhirnya. Liu/Qiu lebih dulu unggul 7-3 dari
smash-smash keras dan penempatan Liu/Qiu di depan net. Namun Ko/Lee
mampu memperkecil selisih angka 8-9 dari bola tanggung Liu dan
pengembalian tak sempurna di depan net. China kembali memimpin 17-11
dari kesalahan sendiri dan bola tanggung pasangan Korea, serta
penempatan tak terduga Qiu di area kosong. Miskomunikasi antara pemain
China saat pengembalian Korea berada di tengah keduanya, sergapan
beruntun Ko/Lee serta kesalahan beruntun Liu di depan net membuat sang
negeri ginseng kembali memperkecil selisih poin 19-20. Reli-reli yang
berlangsung cepat antara keduanya di depan net yang ditutup oleh
pengembalian Ko Sung Hyun tak melewati lapangan lawan menguntungkan
Liu/Qiu, 21-19.
Liu/Qiu kembali unggul 7-2 di awal set kedua ketika pengembalian
Lee/Ko beberapa kali tak sempurna, gagal melewati net atau terlalu jauh
ke belekang. Meskipun Ko/Lee sempat memperkecil selisih angka 11-12 saat
mampu tampil menekan dan berbalik menyulitkan pasangan China, Liu/Qiu
kembali memegang kontrol permainan dan unggul 18-14 dari pertahanan yang
sempurna, permainan di depan net dan pengembalian yang cepat di sudut
tak terjangkau. Dua angka yang dikoleksi Lee dari penempatan Lee di area
baseline serta miskomunikasi pasangan China saat bola serobotan Ko
diarahkan ke tengah keduanya sempat memperkecil selisih poin tandem
Korea. Namun sergapan Liu di depan net serta smash Ko yang terlalu ke
belakang mengantarkan Liu/Qiu pada match point 20-16. Pengembalian Liu
yang melebar setelah beradu drive di depan net menambah perolehan angka
Ko/Lee namun pengembalian ragu-ragu Ko Sung Hyun saat mengembalikan
penempatan bola pasangan China di area belakang setelah beradu cepat di
depan net memastikan kemenangan Liu/Qiu, 21-17.
“Saya tidak mengira tim kami bisa sampai sejauh ini. Tapi para
pemain mampu menunjukkan komitmen besar dan membantu Korea untuk meraih
semuanya. Pasangan muda China ini meningkat drastis di tahun ini.
Pasangan kami juga kalah di India Open yang lalu,” papar kepala pelatih
Korea Selatan, Lee Deuk Choon.
“Secara keseluruhan kami harus lebih baik lagi. Kami memang bagus di
sektor ganda namun bermasalah di tunggal putra. China adalah tim
terbaik. Kami harus banyak mengejar ketertinggalan kami,” lanjut Lee
kemudian.
Sementara itu kepala pelatih China mengakui kemenangan kesembilan
kalinya atau 5 kali secara beruntun merupakan kontribusi para pemain dan
pelatih. “Tidak mudah bisa menang 5 kali secara beruntun, tapi semua
peran ada di tangan pemain dan pelatih yang berkorban banyak untuk
turnamen ini. Tentu saja kami bangga bisa menang lagi. Kami juga senang
melihat banyak negera seperti Thailand dan Taiwan sudah berkembang lebih
baik dan berharap negara lain segera mengikutinya dan mampu menantang
kami di masa yang akan datang. Akan sangat baik bagi bulutangkis
memiliki lebih banyak negara yang bersaing memperebutkan yang terbaik di
bulu tangkis,” ujar Li Yongbo.
“Saya pikir ganda campuran Korea terlalu percaya diri dalam
pertandingan tadi karena mereka belum pernah dikalahkan pasangan China
sebelumnya. Sedangkan Chen Long sempat tidak tidur tadi malam karena
khawatir pertandingan hari ini,” lanjutnya.
“Saya tidak sependapat dengan orang yang mengatakan kami menang
mudah di turnamen ini. Kami harus berjuang di setiap pertandingan untuk
memenangkan piala ini. Meskipun saya tidak mengira hari ini akan menang
mudah 3-0, anda harus ingat kami hanya menang 3-2 dari Indonesia dan 3-1
dari Denmark sebelumnya. Selain tunggal putra, saya berharap Korea
mampu menyajikan perlawanan terbaik di turnamen lainnya dan ganda putra
tampil di luar ekspektasi saya.”
“Kami berkorban banyak untuk mencapai tingkat ini. Kami layak untuk
medapatkan setiap medali dan gelar yang kami raih. Saya berharap negara
lainnya dapat berusaha lebih keras untuk menghentikan kami tapi kami
tidak akan menyerahkan gelar ini dengan mudah,” sahut Li tentang
dominasi China di bulutangkis.
“Pemain yang sudah lebih senior tahu bahwa suatu saat mereka harus
pensiun, sama seperti yang saya lakukan saat masih berada di tim China.
Hal ini normal. Hal terpenting adalah meninggalkan jejak warisan abadi
di dunia bulutangkis dan contoh terbaik untuk saat ini adalah apa yang
Lin Dan dan Cai/Fu lakukan selama 10 tahun terakhir,” lanjut Li
kemudian.
Saat ditanya apakah Li mau membantu agar bulutangkis menjadi lebih
kompetitif di negara lain, dia menjawab sembari tersenyum, “Saya selalu
senang membantu. Tapi saya hanya akan menjadi kepala pelatih China. Saya
tidak bekerja untuk BWF. Mereka memiliki banyak orang kompeten di dalam
timnya, mereka tidak akan mau mendengarkan saya,” pungkasnya kemudian
.(Fey)
Klasemen Akhir, Indonesia Peringkat 5
Meskipun berdasarkan aturan terbaru Sudirman Cup terbaru yang mulai
berlaku pada tahun 2011 yaitu tidak adanya degradasi dan promosi, serta
peringkat kolektif sebagai semifinalis (3 bersama), perempatfinalis (5
bersama) dan perdelapanfinalis (9 bersama) namun jika dihitung secara
rinci berdasarkan babak terakhir yang diikuti oleh masing-masing negara,
partai yang dimenangkan serta selisih set dan atau poin menang kalah
maka peringkat 30 negara dapat diurutkan sebagai berikut :
1. CHINA
2. KOREA
3. THAILAND (1 poin dari KOR di SF namun selisih poin dalam set lebih banyak dari DEN)
4. DENMARK (1 poin dari CHN di SF namun selisih poin dalam set lebih sedikit dari THA)
5. INDONESIA (2 poin dari CHN di QF)
6. JEPANG (1 poin dari THA di QF)
7. JERMAN (selisih set lebih banyak dari TPE saat versus KOR di QF)
8. TAIWAN (selisih set lebih sedikit dari GER saat versus DEN di QF)
9. MALAYSIA (4 poin di babak penyisihan grup)
10. HONG KONG (3 poin di babak penyisihan grup)
11. SINGAPORE (1 poin di babak penyisihan grup namun selisih set lebih banyak dari IND)
12. INDIA (1 poin di babak penyisihan grup namun selisih set lebih sedikit dari SIN)
13. SKOTLANDIA
14. BELANDA
15. RUSIA
16. PERANCIS
17. SWEDIA
18. KANADA
19. AMERIKA SERIKAT
20. AUSTRIA
21. VIETNAM
22. UKRAINA
23. FILIPINA
24. AUSTRALIA
25. SELANDIA BARU
26. SWISS
27. SRI LANGKA
28. LITHUANIA
29. TURKI
30. KAZAKHSTAN |